- Back to Home »
- KEBUDAYAAN PAPUA DI INDONESIA
Posted by : sigit xp
Kamis, 31 Mei 2012
Papua adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak
dibagian tengah pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea
(Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New
Guinea.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah papua bagian
barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi
Papua Merdeka (OPM), para Nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia
dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda,
wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands New Guinea atau Dutch
New Guinea).
Setelah berada dibawah penguasaan Indonesia, wilayah ini
dikenal sebagai provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya
kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang
tembaga dan emas freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun
2002.
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai dengan UU No.
21 Tahun 2001 tentang otonomi khusus Papua. Pada tahun 2004, disertai oleh
berbagai protes, papua dibagi menjadi 2 provinsi oleh pemerintah Indonesia :
Bagian timur tetap memakai nama Papua, sedangkan bagian baratnya menjadi
Provinsi Irian Jaya Barat (Setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur
inilah yang menjadi wilayah provinsi Papua pada saat ini. Kata Papua sendiri
berasal dari bahasa Melayu yang berarti rambut keriting, sebagian gambaran yang
memacu pada penampilan fisik suku-suku asli.
Kebudayaan di Papua
1. Budaya Tari-Tarian
Masyarakat pantai memiliki berbagai macam budaya tari-tarian
yang biasa mereka sebut dengan Yosim Pancar (YOSPAN), yang didalamnya terdapat
berbagai macam bentuk gerak seperti: (tari Gale-gale, tari Balada, tari
Cendrawasih, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo).
Tarian yang biasa dibawakan oleh masyarakat pantai maupun
masyarakat pegunungan pada intinya dimainkan atau diperankan dalam berbagai
kesmpatan yang sama seperti: dalam penyambutan tamu terhormat, dalam
penyambutan para turis asing dan yang paling sering dimainkan adalah dalam
upacara adat. khususnya tarian panah biasanya dimainkan atau dibawakan oleh
masyarakat pegunungan dalam acara pesta bakar batu atau yang biasa disebut
dengan barapen oleh masyarakat pantai. tarian ini dibawakan oleh para pemuda
yang gagah perkasa dan berani.
Dengan budaya tarian Yospan maupun budaya tarian Panah yang
unik, kaya dan indah tersebut para orangtua sejak dahulu berharap budaya yang
telah mereka wariskan kepada generasi berikut tidak luntur, tidak tenggelam dan
tidak terkubur oleh berbagai perkembangan zaman yang kian hari kian bertambah
maju.
Gambar 1. Tarian Yospan Papua
Gambar 2. Tarian Panah (Perang) Papua
Para pendahulu yaitu para orangtua berharap juga budaya
tarian-tarian yang telah mereka ciptakan dengan berbagai gelombang kesulitan,
kesusahan dan keresahan tidak secepat dilupakan oleh generasi berikutnya.
mereka juga berharap dengan tidak adanya budaya Papua yang kaya tersebut
semakin maju, semakin dikenal baik oleh orang dikalangan dalam negeri sendiri
maupun dikenal dikalangan luar negeri dan juga semakin berkembang kearah yang
lebih baik yang intinya dapat tetap mengangkat derajat, martabat, dan harkat
orang Papua.
2. Budaya Perkawinan
Perkawinan merupakan kebutuhan yang paling mendesak bagi
semua orang. dengan demikian masyarakat Papua baik yang di daerah pantai maupun
daerah pegunungan menetapkan peraturan itu dalam peraturan adat yang intinya
agar masyarakat tidak melanggar dan tidak terjadi berbagai keributan yang tidak
diinginkan. dalam pertukaran perkawinan yang di tetapkan orangtua dari pihak
laki-laki berhak membayar mas kawin seebagai tanda pembelian terhadap perempuan
atau wanita tersebut.
Adapun untuk masyarakat pantai berbagai macam mas kawin yang
harus dibayar seperti: membayar piring gantung atau piring belah, gelang, kain
timur (khusus untuk orang di daerah Selatan Papua) dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan permintaan yang diminta oleh masyarakat
pegunungan diantaranya seperti: kulit bia (sejenis uang yang telah beredar di
masyarakat pegunugan sejak beberapa abad lalu), babi peliharaan, dan lain
sebagainya. dalam pembayaran mas kawin akan terjadi kata sepakat apabila
orangtua dari pihak laki-laki memenuhi seluruh permintaan yang diminta oleh
orangtua daripada pihak perempuan.
Seni Kebudayaan Tradisional Daerah Papua Barat
Perempuan senang sekali memakai tas. Termasuk mungkin ibu
dan saudari perempuanmu. Tapi tahukah kamu kalau tas juga bisa menjadi simbol
kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan? Perempuan Papua, khususnya
Papua Barat memiliki tas tradisional bernama Noken yang merupakan perlambangan
dari hal-hal di atas tadi.
Noken adalah kantong atau tas yang dijalin dari kulit kayu.
Biasanya tas ini digantung di kepala atau leher perempuan Papua untuk membawa
hasil bumi, anak babi, bahkan menggendong bayi. Selain banyaknya bawaan yang
bisa dikalungkan, beberapa perempuan bahkan menggantungkan lebih dari satu
noken di lehernya. Biasanya noken ini disusun bertingkat di atas punggung
supaya tidak saling tumpuk dan berat.
Hal lain yang menarik dari tas tradisional ini adalah bahwa
hanya perempuan Papua yang boleh membuat noken. Perempuan Papua yang belum bisa
menjalin noken bahkan sering dianggap belum dewasa dan belum layak menikah.
Kenapa laki-laki tidak boleh membuat noken? Karena seperti yang sudah dikatakan
di awal, noken adalah simbol sumber kesuburan kandungan seorang perempuan.
Berbagai suku di Papua dan Papua Barat menyebut noken dengan
berbagai nama. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku juga berbeda-beda. Ada
kulit kayu pohon Manduam, pohon Nawa bahkan anggrek hutan. Noken dari bahan
anggrek ini terkenal di Paniai dan nilainya sangat tinggi. Harganya bisa
mencapai ratusan ribu rupiah.
Di kampung wisata Sauwadarek, Papua Barat, kamu bisa
menjumpai beberapa perempuan setempat yang membuat noken. Harga noken di
Sauwadarek relatif murah antara Rp.25.000-Rp.50.000 per buah tergantung
jenis dan ukurannya. Jadi, jika kita berkunjung ke Papua Barat, noken
akan menjadi oleh-oleh yang paling pas untuk ibu dan saudari kita.
Referensi :